Home » » Jenderal Sepuh dan Jati Diri Bangsa

Jenderal Sepuh dan Jati Diri Bangsa

Written By __CunG__ on Sunday, 3 June 2012 | 03:41

Oleh : Buya Syafii Ma'arif 

Saya tidak tahu mengapa Jenderal Sepuh angkatan Jenderal Rudini ini selalu saja mengontak saya, apakah itu untuk seminar atau saat ia mendapat buku dan informasi baru yang berkaitan dengan karakter manusia. Sebagai orang yang lebih muda dalam usia sekalipun sudah kepala tujuh, saya benar-benar merasa sangat diperhatikan oleh jenderal yang satu ini.
Perhatian itu tidak ada pertautannya dengan urusan duniawi, tetapi sepenuhnya menyangkut dunia ide: jati diri dan karakter bangsa. Jenderal Sepuh ini jika berjalan sudah pakai tongkat dan bahkan tidak jarang dipapah, tetapi ia adalah di antara sedikit elite Indonesia yang telah menghabiskan sebagian besar usianya untuk memikirkan bagaimana memulihkan jati diri dan karakter bangsa yang semakin tidak jelas saja.

Mungkin karena kimia perasaan dan gelombang pemikirannya sebangun dengan apa yang sering saya lontarkan tentang hari depan bangsa ini, maka Jenderal Sepuh ini sudah sejak sekitar tiga tahun ini membangun komunikasi intensif dengan saya.


Tentu saya merasa mendapat kehormatan dan berterima kasih kepadanya. Saya banyak punya teman jenderal, tetapi yang satu ini sangat impresif. Bukan karena perawakan fisiknya yang masih gagah dan tinggi, tetapi karena ekspresi cintanya kepada bangsa ini teramat tajam, dalam, dan tulus, sesuatu yang saya kagumi.

Jenderal Sepuh ini tidak pernah lelah meneriakkan kepada kita semua agar jati diri dan karakter bangsa yang semakin kabur dan melemah jangan dibiarkan terus meluncur. Kita harus awas membaca iklim kultur yang serba kumuh ini, sebenarnya adalah pertanda SOS bagi bangsa ini secara keseluruhan.

Carut-marut politik dan sengketa para elite yang tak kunjung usai adalah bagian dari karakter bangsa yang sedang tenggelam proses pembusukan oleh kelakuan anak-anaknya sendiri yang larut dalam filosofi mumpungisme. Sahabat kita sang jenderal ini amat sangat prihatin, lalu bertanya: mengapa begini?

Untuk menjawab pertanyaan sulit ini, Jenderal Sepuh terus merenung, berpikir, menulis, dan berbuat, akhirnya ketemu jawaban: yang rusak adalah jati diri dan karakter bangsa. Jika pengamatan ini benar, dan saya cenderung untuk setuju, maka penyakit kita sudah terlalu serius dan kronis untuk dapat disembuhkan dalam tempo singkat. Karena itu Jenderal Sepuh sudah mengontak Depdiknas dan Depag untuk bergerak secara strategis, dan pasti akan memakan waktu lama, untuk berupaya mengobatinya melalui jalur pendidikan dan pencerahan.

Ini artinya Jenderal Sepuh sudah angkat tangan dengan kelakuan anak bangsa yang sedang menjadi pemain di panggung politik, ekonomi, dan bahkan di panggung agama dan budaya sejak beberapa dasawarsa terakhir ini. Hampir semuanya tenggelam dalam budaya hura-hura atau kebanggaan semu sambil berebut tulang dalam menggerogoti harta negara tanpa rasa malu. Dalam makalah yang baru saja saya terima dari Jenderal Sepuh, inilah filosofi tentang karakter yang menjadi acuannya:

When wealth is lost, nothing is lost
When health is lost, something is lost
When character is lost, everything is lost

Saya terjemahkan:
Manakala kekayaan yang hilang, tak satu pun yang hilang; manakala kesehatan yang hilang, ada sesuatu yang hilang; tetapi manakala karakter yang hilang, semuanya menjadi musnah. Jenderal Sepuh merasa sangat risau jika Indonesia terjerembab ke dalam bait ketiga itu.

Kalau begitu apa sebenarnya jati diri dan karakter itu? Jenderal Sepuh meringkasnya dalam ungkapan: "Jati diri adalah potensi yang merupakan perpaduan dari cipta, karsa, dan rasa yang mengacu kepada fitrah manusia, cahaya Tuhan, dan sifat-sifat dasar yang murni dari Tuhan." Sedangkan karakter adalah: "Nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan prilaku kita." Lalu dilanjutkan bahwa "Jati diri adalah terberi (given)", sedangkan "Jati diri bangsa adalah pilihan (choice)".

Tentu pada akhirnya pembaca akan bertanya, siapa gerangan Jenderal Sepuh itu? Dia adalah Jenderal H. Soemarno Soedarsono, Ketua Umum Yayasan Jati Diri Bangsa, sahabat saya sejak beberapa tahun belakangan. Saya masih akan menulis tentang topik ini pada saatnya nanti, karena Jenderal Sepuh juga telah mengirimi saya fotokopi sebuah buku menarik tentang karakter manusia yang baru selintas saya baca.

Sumber :
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. _..::IrFaN.MP::.._ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger