Home » » Terimalah Panggilan Sejarah, Mahasiswa Pemuda Pemimpin Strategis Bangsa

Terimalah Panggilan Sejarah, Mahasiswa Pemuda Pemimpin Strategis Bangsa

Written By __CunG__ on Monday, 19 March 2012 | 17:19

      Adalah merupakan hak dan kewajiban serta tanggungjawab setiap warga Negara untuk berfikir bebas, menyatakan pendapat tanpa rasa takut, memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kemanusian dimuka bumi ini.
Tidak ada pantangan dan tekanan serta hambatan bagi setiap orang berpikir positif untuk bangsa dan negaranya.
      Bangsa ini telah terbagi menjadi rakyat kecil dan rakyat besar Rakyat kecil merupakan bagian “terbesar”, sedangkan rakyat besar merupakan bagian “terkecil”.
      Rakyat besar yang merupakan bagian terkecil bangsa ini telah menikmati segala-galanya dari hasil pasca kemerdekaan Indonesia antara lain dalam bentuk KKN penguasa-pengusaha dan pengusaha-penguasa, Negara ini telah mereka robah menjadi NEGARA-MAFIA-KKN.
      Dalam masa kegelapan masa pasca kemerdekaan Indonesia yang kembali bangsa berada dalam lilitan penjajahan apa yang diperbuat oleh para waratsatul anbiya (Ulama dan Kiayai)? Dan apa yang diperbuatnya dalam masa transisi pasca Orde Baru, apa yang diperbuat oleh para cendikiawan muslim, para professor doctor bidang ekonomi/hokum/social-politik dan kemasyarakatan, para pemimpin : Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Gereja Katholik, Gereja Kristen Protestan ?.
      Ditangan “mereka” yang tersebut diataslah nasib bangsa ini terpetaruhkan, sadar maupun tidak sadar, mau atau tidak mau, suka maupun tidak suka. Sejarah “menunjukannya” demikian, terlepas hal ini mau disangkal atau tidak.
Yang sangat menyedihkan adalah ternyata yang muncul sebagai pemimpin bangsa ini adalah cukong dan/atau konglomerat karbitan sebagai mesin uang RRC.
Bangsa Apa Kita Ini ??
      Berbarengan dengan itu beroperasi pula tangan-tangan kapitalis dalam sosok IMF, World Bank, ADB, dan IGGI/CGI. Kemunculan percukongan dan tangan-tangan kapitalis tersebut merupakan pelaksanaan lapangan dari suatu PERANG STRATEGI antara RRC versus Amerika Serikat.
Remuklah bangsa ini dikerjain oleh dua raksasa itu.
      Keremukan ini semakin menguat setelah keberhasilan “mereka” melancarkan oprasi gergaji pembusukan dari dalam dengan operator-operator mereka yang berhasil menguasai watak dan tingkah laku penguasa-penguasa Triaspolitika beserta Tokoh-Tokoh Agama dan Masyarakat sehingga gerbang pertahanan etika dan moral roboh tanpa pertahanan dimana Penguasa dan Tokoh telah ditaklukan oleh Umara KKN atau Pejabat KKN maka mengalirlah ayat fulus dikalangan generasi muda.
      Dengan begitu telah hancurlah benteng benteng PERTAHANAN MORAL dan mental bangsa, maka merajalelalah percukongan, konglomerat karbitan peliharaan penguasa dan tumbuhlah mental HIPOKRIT (Munafik) dan Jiwa OPORTUNIS di segala lapisan masyarakat.
Virus hipokrisi dan opportunistis telah “merasuki” jiwa bangsa, hal mana telah sampai mempengaruhi “pandangan hidup” generasi muda.
      Remuknya benteng pertahanan moral dan mental bangsa ini meluncurkan kondisi Negara bangsa Indonesia berada dalam situasi penjajahan yaitu Indonesia berada dipusaran perang strategi dalam ancaman target Perang Moderen. Jadi bukan proses DISENTEGRASI melaikan PENJAJAHAN dari hasil operasi intelijen dan social politik serta penghancuran ekonomi, dari kekuatan-kekuatan 1 + 1 + 1/2 +1/2 = AS + RRC + (Perancis + Jerman + Rusia) + (Inggris + Belanda + Scandinavia + Australia).
Rumus 1 + 1 + 1/2 +1/2 Inilah problem bangsa Indonesia.
Bagaimana bisa mencapai kondisi (1 - 1) = (1/2 – 1/2)
atau kondisi (1 + 1/2) =(1 + 1/2) atau (1 – 1/2) = (1 – 1/2)
      Untuk itu sungguh-sungguh dibutuhkan seorang PEMIMPIN BANGSA. Dan justru hal inilah yang tidak ada sejak Soekarno-Hatta-Sjahrir- Tan Malaka pergi. Menyedihkan, tetapi itulah kenyataannya. Sepeninggalan empat pemimpin terebut Indonesia engalam situasi hampa kepemimpinan bangsa.
Dan lebih menyedihkan lagi pada saat yang sama, bangsa Indonesia mengalami HAMPA IDIOLOGI. Dua kehampaan ini sekaligus datangnya, tetapi hanya sedikit anak bangsa ini yang sunggu-sungguh menyadarinya. Bila datang prengisi kehampaan yang satu tanpa dibarengi engan kehampaan yang satu lagi, itu berarti “pincang” bahwa bangsa ini “olak-oleng” diterpa gelombang pukulan dari bangsa lain, dari system kenegaraan lain, dari arus pemikiran opportunistis Internasional, dari konsep-konsep pemikiran liar dan sebagainya.
Bangsa dan Negara ini membutuhkan “orang besar”
PEMIMPIN BANGSA dan IDIOLOGI BANGSA.
Share this article :

+ comments + 1 comments

24 March 2012 at 17:40

BBm naik ga ngaruh kok, yg ngaruh tuh perusahaan besar yg haus BBM

Post a Comment
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. _..::IrFaN.MP::.._ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger