LUPAKAH “KAU” BUNG PRESIDEN KENAPA ADA SERANGAN UMUM 1 MARET 1949
Dengan ini Gerakan Kita Jarigan Garda Teritorial Republik Indonesia (JAGAT RI) mengingatkan kepada “BUNG” yang telah menghianati kesejarahan Indonesia apa itu serangan umum 1 Maret 1949.
“Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah
Serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan.
Sekitar awal Februari 1948 di perbatasan Jawa Timur, Letkol. dr. Wiliater Hutagalung - yang sejak September 1948 diangkat menjadi Perwira Teritorial dan ditugaskan untuk membentuk jaringan pesiapan gerilya di wilayah Divisi II dan III - bertemu dengan Panglima Besar Sudirman guna melaporkan mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB dan penolakan Belanda terhadap resolusi tersebut dan melancarkan propaganda yang menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi.
Melalui Radio Rimba Raya, Panglima Besar Sudirman juga telah mendengar berita tersebut.
Panglima Besar Sudirman menginstruksikan untuk memikirkan langkah-langkah yang harus diambil guna meng-counter propaganda Belanda.
Hutagalung yang membentuk jaringan di wilayah Divisi II dan III, dapat selalu berhubungan dengan Panglima Besar Sudirman, dan menjadi penghubung antara Panglima Besar Sudirman dengan Panglima Divisi II, Kolonel Gatot Subroto dan Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng.
Pemikiran yang dikembangkan oleh Hutagalung adalah, perlu meyakinkan dunia internasional terutama Amerika Serikat dan Inggris, bahwa Negara Republik Indonesia masih kuat, ada pemerintahan (Pemerintah Darurat Republik Indonesia – PDRI), ada organisasi TNI dan ada tentaranya.
Untuk membuktikan hal ini, maka untuk menembus isolasi, harus diadakan serangan spektakuler, yang tidak bisa disembunyikan oleh Belanda, dan harus diketahui oleh UNCI (United Nations Commission for Indonesia) dan wartawan-wartawan asing untuk disebarluaskan ke seluruh dunia.
Untuk menyampaikan kepada UNCI dan para wartawan asing bahwa Negara Republik Indonesia masih ada, diperlukan pemuda-pemuda berseragam Tentara Nasional Indonesia, yang dapat berbahasa Inggris, Belanda atau Perancis. Panglima Besar Sudirman menyetujui gagasan tersebut dan menginstruksikan Hutagalung agar mengkoordinasikan pelaksanaan gagasan tersebut dengan Panglima Divisi II dan III.”
Jelas adanya kenapa Serangan Umum 1 Maret 1949 itu dilakukan bahwa menunjukan dan menyatakan kepada dunia Internasional Indonesia telah merdeka yang telah dinyatakan pada tanggal 17 Agustus 1945 dari keterjajahan dan sebagai bangsa yang dijajah.
Dan bung presiden harus ingat bahwa pada tanggal 18 Agustus 1945 disitulah ditetapkan Pembukaan UUD 1945 yang setiap alineanya memperjelas dan mempertegas tujuan kenapa Indonesia Merdeka.
Dan Gerakan Kita Jaringan Garda Teritorial Republik Indonesia (JAGAT RI) tidak akan pernah melupakan demi tujuan Indonesia Merdeka bahwa bukan hanya terjadi peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 saja karena telah terjadi rangkeyan patriotic dari leluhur-leluhur orang tua kakek kami yang juga telah gugur di pertempuran heroik
di Medan (Medan Area, Oktober 1945),
Palagan Ambarawa (12 – 15 Desember 1945),
Bandung Lautan Api (April 1946),
Perang Puputan Margarana Bali (20 November 1946), Pertempuran 5 hari 5 malam di Palembang (1 – 5 Januari 1947)
dan juga tidak melebihi semangat berjuang Divisi Siliwangi, ketika melakukan long march, yaitu berjalan kaki selama sekitar dua bulan – sebagian bersama keluarga mereka - dari Yogyakarta/Jawa Tengah ke Jawa Barat, dalam rangka melancarkan operasi Wingate untuk melakukan perang gerilya di Jawa Barat, setelah Belanda melancarkan Agresi II tanggal 19 Desember 1948.
Dan masih banyak lagi pertempuran heroik di daerah lain. Hingga waktu itu, yang sangat menonjol dan dikenal oleh rakyat Indonesia adalah perjuangan arek - arek Suroboyo pada Pertempuran di Surabaya / Peristiwa 10 November 1945, yang dimanifestasikan dengan pengukuhan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Kesejarahan ini lah menjadi modal dasar Gerakan Kita hari ini dimana gerakan kita meyakini kebenaran akan kesejarahan menuju Indonesia merdeka dengan satu tujuan yang termaktup di dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan Pembukaan UUD 1945, serta nilai-nilai PANCASILA dengan karenanya atas kemerdekaan Indonesia harus berdaulat dibidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.
@. Lalu apa hak “BUNG” Presiden menempatkan kembali Indonesia di dalam keterjajahan apa pun itu alasannya karena gerakan kita diajarkan bahwa posisi Presiden RI merupakan posisi yang mulia untuk menerima mandat menjalankan tujuan Indonesia Merdeka,
@. Lalu apa hak “BUNG” Presiden merendahkan kedudukan Presiden RI hanya sebatas Gubernur Jendral dan menjadikan perangkat jajaran “BUNG” hanya sebagai komprador-komprador intervensi asing di Republik Indonesia ini yang telah dinyatakan kemerdekaannya oleh Soekarno-Hatta atas nama Rakyat Indonesia.
@. Dan catatan keras kami Gerakan Kita JAGAD RI :
Apa hak bung SBY menodai kesejarahan orang tua kami SARWO EDI yang merupakan satu diantara tokoh-tokoh bangsa kami.
Kondisi ini lah maka menempatkan Kesadaran Gerakan Kita Mahasiswa dan Pemuda sudah pada puncaknya serta Kesabaran Gerakan Kita Mahasiswa dan Pemuda sudah pada batas akhirnya....Sebab sudah tidak ada jalan lain, sehingga gerakan mahasiswa dan pemuda harus kembali turun kejalan dan selanjutnya menyerahkan kepada kekuatan Yang Maha Kuasa untuk menggerakan kekuatan kesadaran rakyat bersatu kembali membela dan melindunggi Gerakan Kita Mahasiswa dan Pemuda yang menghendaki Perubahan hakiki menuju Kedaulatan Kesejahtraan Rakyat seperti kehendak hati kecil rakyat mengharapkan kesejatiaan kemerdekaan Indonesia.
Karena siapa yang berani menyangkal diantara kita bahwa :
1. Alam demokrasi reformasi tidak mampu mengikis dan melemahkan budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang menjadi pondasi dasar hancurnya karakter bangsa sebagai bangsa yang berbudaya dan bersosial yang telah ditanamkan dalam nilai-nilai Pancasila.
2. Alam demokrasi telah menghancurkan tatanan nilai-nilai Jiwa Pembukaan UUD 1945 dengan melakukan Amandemen terhadap UUD 1945 sehingga kekisruhan hukum, politik dan ekonomi terjadi terkhusus terhadap Pasal 33.
Sehingga bahkan berujung kepada hilangnya tata nilai Bhineka Tunggal Ika dan eksistensi Negara Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan alasan dan dilandasi kesenjangan ekonomi yang kita tahu benar bahwa dampak akibat atonomi daerah lebih kepada tumbuhnya raja-raja kecil dan terciptanya wilayah-wilayah tergadaikan dalam investasi dan penanaman modal dengan dasar pembangunan.
Ini adalah hasi Perang Strategy dimana Indonesia berada dalam objek Perang Modern yang sama sekali tidak diantisipasi oleh tokoh-tokoh atau Pemimpin hari ini yang menjunjung tinggi alam Demokrasi Reformasi.
Catatan kita
Tidak akan pernah lupa dengan apa yang terjadi hari ini dengan Aceh atas nama demokrasi…. !!!, baru-baru ini dengan Irian Jaya atas kekayaan alam nya….!!! Dan menanti beberapa daerah kambali yang bergejolak akibat pengelolahan potensi sumber daya alam local….. sehingga menjadi pertanyaan besar kita “ Desintegrasi atau kemerdekaan di dalam keterjajahan”
3. Alam demokrasi reformasi telah menutup matanya terhadap laju gerak situasi jurang perbedaan antara yang kaya dan yang miskin bertambah besar dalam Republik tercinta ini yang sangat diperankan oleh gerak Negara-negara kapitalis, neo kolonialis, dan imperialis gaya baru telah melancarkan perang liberalisme dan perdagangan bebas terhadap kita serta Negara-negara berkembang lainnya. Kita telah dicengkram oleh IMF, WTO, ILO, Bank Dunia, embargo senjata, dan sebagainya. Bahkan kita semua telah ditipu mentah-mentah oleh mesin quick count dilain itu alam demokrasi reformasi juga membiarkan tanpa benteng pertahanan penguasa kita dikuasai oleh cukong-cukong Cina, operasi suap cina, serta dijadikan mesin uang RRC-Singapore-Hongkong-Taiwan. Keadaan inilah yang semakin mejerumuskan katidak mampuan pertahanan ekonomi nasional menjalankan peran dan fungsinya yang teramanatkan dalam nilai-nilai Pancasila serta cita-cita Negara Indonesia merdeka yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Menjadi jelas dan tegas bahwa Indonesia berada dalam pusaran Perang Strategy antara Blok RRC vs Blok AS sehinnga Indonesia berada dalam cengkraman Perang Modern.
4. Alam demokrasi reformasi tidak mampu membendung seluruh gerak operasi intelejen asing yang telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai Negara yang penuh konflik, gerakan separatis dan tergedy-tragedy kemanusian yang berbau sara. Sehingga situsi ini membuat peran Keamanan dan Pertahanan yang di emban oleh TNI/POLRI tidak mampu berkutik menghadapi ini karena tidak memiliki kekuatan hukum yang jelas.
5. Total Jendral alam demokrasi reformasi telah memporak porandakan empat pilar eksistensi Negara Indonesia sebagai Negara merdeka yaitu hancurnya nilai-nilai Pancasila, Pembukaan UUD 1945 serta batang tubuhnya UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan eksistensi kesatuan Negara kita dalam bingkai NKRI.
Maka kembali Gerakan Kita menegaskan
Kesadaran Mahasiswa dan Pemuda sudah pada puncaknya serta Kesabaran Mahasiswa dan Pemuda sudah pada batas akhirnya untuk mengembalikan Indonesia kepada relnya yaitu :
1. Menjunjung tinggi eksistensi Kemerdekaan Indonesia yang telah di Proklamirkan Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Menegakkan Jiwa Pembukaan UUD 1945 sebagai filosofi dasar Negara-Bangsa yang berkedaulatan rakyat dalam bingkai NKRI.
3. Menjalankan sepenuhnya nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebatas idiologi Negara tetapi juga sebagai falsafah bangsa
4. Atas Kemerdekaannya Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.
Empat pilar inilah yang akan membawa Negara Indonesia sebagai Negara yang besar, aman dan makmur.
Oleh karena itu, kehendak KESEJARAHANLAH maka :
Jaringan Garda Teritorial Republik Indonesia (JAGAT RI) menyatakan
* TURUNKAN SBY-BUDIONO ADILI SEADIL-ADILNYA serta CABUT MANDAT DPR/MPR. (Maklumat Mahasiswa Bersatu untuk Rakyat –KONAMI- )
* MENYERAHKAN MANDAT PENDERITAAN RAKYAT KEPADA MAHASISWA PEMUDA SELAKU PEMIMPIN STRATEGIS BANGSA
“SIKAP” TNI yang positif mutlak diperlukan dalam hal ini sebagai wujud panggilan sejarah selaku TNI-Tentara rakyat
KARENA GERAKAN INI DILAKUKAN SEPENUHNYA ATAS DASAR MEMBAWA KEMBALI INDONESIA DI DALAM RELNYA DENGAN KESEDARAN PENUH AKAN HAK DAN KONSTITUSI INDONESIA DENGAN BERPIJAKKAN
Menjunjung tinggi eksistensi Kemerdekaan Indonesia yang telah di Proklamirkan Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Menegakkan Jiwa Pembukaan UUD 1945 sebagai filosofi dasar Negara-Bangsa yang berkedaulatan rakyat dalam bingkai NKRI.
Menjalankan sepenuhnya nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebatas idiologi Negara tetapi juga sebagai falsafah bangsa
Atas Kemerdekaannya Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.
01 Maret 2012
“Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah
Serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan.
Sekitar awal Februari 1948 di perbatasan Jawa Timur, Letkol. dr. Wiliater Hutagalung - yang sejak September 1948 diangkat menjadi Perwira Teritorial dan ditugaskan untuk membentuk jaringan pesiapan gerilya di wilayah Divisi II dan III - bertemu dengan Panglima Besar Sudirman guna melaporkan mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB dan penolakan Belanda terhadap resolusi tersebut dan melancarkan propaganda yang menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi.
Melalui Radio Rimba Raya, Panglima Besar Sudirman juga telah mendengar berita tersebut.
Panglima Besar Sudirman menginstruksikan untuk memikirkan langkah-langkah yang harus diambil guna meng-counter propaganda Belanda.
Hutagalung yang membentuk jaringan di wilayah Divisi II dan III, dapat selalu berhubungan dengan Panglima Besar Sudirman, dan menjadi penghubung antara Panglima Besar Sudirman dengan Panglima Divisi II, Kolonel Gatot Subroto dan Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng.
Pemikiran yang dikembangkan oleh Hutagalung adalah, perlu meyakinkan dunia internasional terutama Amerika Serikat dan Inggris, bahwa Negara Republik Indonesia masih kuat, ada pemerintahan (Pemerintah Darurat Republik Indonesia – PDRI), ada organisasi TNI dan ada tentaranya.
Untuk membuktikan hal ini, maka untuk menembus isolasi, harus diadakan serangan spektakuler, yang tidak bisa disembunyikan oleh Belanda, dan harus diketahui oleh UNCI (United Nations Commission for Indonesia) dan wartawan-wartawan asing untuk disebarluaskan ke seluruh dunia.
Untuk menyampaikan kepada UNCI dan para wartawan asing bahwa Negara Republik Indonesia masih ada, diperlukan pemuda-pemuda berseragam Tentara Nasional Indonesia, yang dapat berbahasa Inggris, Belanda atau Perancis. Panglima Besar Sudirman menyetujui gagasan tersebut dan menginstruksikan Hutagalung agar mengkoordinasikan pelaksanaan gagasan tersebut dengan Panglima Divisi II dan III.”
Jelas adanya kenapa Serangan Umum 1 Maret 1949 itu dilakukan bahwa menunjukan dan menyatakan kepada dunia Internasional Indonesia telah merdeka yang telah dinyatakan pada tanggal 17 Agustus 1945 dari keterjajahan dan sebagai bangsa yang dijajah.
Dan bung presiden harus ingat bahwa pada tanggal 18 Agustus 1945 disitulah ditetapkan Pembukaan UUD 1945 yang setiap alineanya memperjelas dan mempertegas tujuan kenapa Indonesia Merdeka.
Dan Gerakan Kita Jaringan Garda Teritorial Republik Indonesia (JAGAT RI) tidak akan pernah melupakan demi tujuan Indonesia Merdeka bahwa bukan hanya terjadi peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 saja karena telah terjadi rangkeyan patriotic dari leluhur-leluhur orang tua kakek kami yang juga telah gugur di pertempuran heroik
di Medan (Medan Area, Oktober 1945),
Palagan Ambarawa (12 – 15 Desember 1945),
Bandung Lautan Api (April 1946),
Perang Puputan Margarana Bali (20 November 1946), Pertempuran 5 hari 5 malam di Palembang (1 – 5 Januari 1947)
dan juga tidak melebihi semangat berjuang Divisi Siliwangi, ketika melakukan long march, yaitu berjalan kaki selama sekitar dua bulan – sebagian bersama keluarga mereka - dari Yogyakarta/Jawa Tengah ke Jawa Barat, dalam rangka melancarkan operasi Wingate untuk melakukan perang gerilya di Jawa Barat, setelah Belanda melancarkan Agresi II tanggal 19 Desember 1948.
Dan masih banyak lagi pertempuran heroik di daerah lain. Hingga waktu itu, yang sangat menonjol dan dikenal oleh rakyat Indonesia adalah perjuangan arek - arek Suroboyo pada Pertempuran di Surabaya / Peristiwa 10 November 1945, yang dimanifestasikan dengan pengukuhan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Kesejarahan ini lah menjadi modal dasar Gerakan Kita hari ini dimana gerakan kita meyakini kebenaran akan kesejarahan menuju Indonesia merdeka dengan satu tujuan yang termaktup di dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan Pembukaan UUD 1945, serta nilai-nilai PANCASILA dengan karenanya atas kemerdekaan Indonesia harus berdaulat dibidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.
@. Lalu apa hak “BUNG” Presiden menempatkan kembali Indonesia di dalam keterjajahan apa pun itu alasannya karena gerakan kita diajarkan bahwa posisi Presiden RI merupakan posisi yang mulia untuk menerima mandat menjalankan tujuan Indonesia Merdeka,
@. Lalu apa hak “BUNG” Presiden merendahkan kedudukan Presiden RI hanya sebatas Gubernur Jendral dan menjadikan perangkat jajaran “BUNG” hanya sebagai komprador-komprador intervensi asing di Republik Indonesia ini yang telah dinyatakan kemerdekaannya oleh Soekarno-Hatta atas nama Rakyat Indonesia.
@. Dan catatan keras kami Gerakan Kita JAGAD RI :
Apa hak bung SBY menodai kesejarahan orang tua kami SARWO EDI yang merupakan satu diantara tokoh-tokoh bangsa kami.
Kondisi ini lah maka menempatkan Kesadaran Gerakan Kita Mahasiswa dan Pemuda sudah pada puncaknya serta Kesabaran Gerakan Kita Mahasiswa dan Pemuda sudah pada batas akhirnya....Sebab sudah tidak ada jalan lain, sehingga gerakan mahasiswa dan pemuda harus kembali turun kejalan dan selanjutnya menyerahkan kepada kekuatan Yang Maha Kuasa untuk menggerakan kekuatan kesadaran rakyat bersatu kembali membela dan melindunggi Gerakan Kita Mahasiswa dan Pemuda yang menghendaki Perubahan hakiki menuju Kedaulatan Kesejahtraan Rakyat seperti kehendak hati kecil rakyat mengharapkan kesejatiaan kemerdekaan Indonesia.
Karena siapa yang berani menyangkal diantara kita bahwa :
1. Alam demokrasi reformasi tidak mampu mengikis dan melemahkan budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang menjadi pondasi dasar hancurnya karakter bangsa sebagai bangsa yang berbudaya dan bersosial yang telah ditanamkan dalam nilai-nilai Pancasila.
2. Alam demokrasi telah menghancurkan tatanan nilai-nilai Jiwa Pembukaan UUD 1945 dengan melakukan Amandemen terhadap UUD 1945 sehingga kekisruhan hukum, politik dan ekonomi terjadi terkhusus terhadap Pasal 33.
Sehingga bahkan berujung kepada hilangnya tata nilai Bhineka Tunggal Ika dan eksistensi Negara Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan alasan dan dilandasi kesenjangan ekonomi yang kita tahu benar bahwa dampak akibat atonomi daerah lebih kepada tumbuhnya raja-raja kecil dan terciptanya wilayah-wilayah tergadaikan dalam investasi dan penanaman modal dengan dasar pembangunan.
Ini adalah hasi Perang Strategy dimana Indonesia berada dalam objek Perang Modern yang sama sekali tidak diantisipasi oleh tokoh-tokoh atau Pemimpin hari ini yang menjunjung tinggi alam Demokrasi Reformasi.
Catatan kita
Tidak akan pernah lupa dengan apa yang terjadi hari ini dengan Aceh atas nama demokrasi…. !!!, baru-baru ini dengan Irian Jaya atas kekayaan alam nya….!!! Dan menanti beberapa daerah kambali yang bergejolak akibat pengelolahan potensi sumber daya alam local….. sehingga menjadi pertanyaan besar kita “ Desintegrasi atau kemerdekaan di dalam keterjajahan”
3. Alam demokrasi reformasi telah menutup matanya terhadap laju gerak situasi jurang perbedaan antara yang kaya dan yang miskin bertambah besar dalam Republik tercinta ini yang sangat diperankan oleh gerak Negara-negara kapitalis, neo kolonialis, dan imperialis gaya baru telah melancarkan perang liberalisme dan perdagangan bebas terhadap kita serta Negara-negara berkembang lainnya. Kita telah dicengkram oleh IMF, WTO, ILO, Bank Dunia, embargo senjata, dan sebagainya. Bahkan kita semua telah ditipu mentah-mentah oleh mesin quick count dilain itu alam demokrasi reformasi juga membiarkan tanpa benteng pertahanan penguasa kita dikuasai oleh cukong-cukong Cina, operasi suap cina, serta dijadikan mesin uang RRC-Singapore-Hongkong-Taiwan. Keadaan inilah yang semakin mejerumuskan katidak mampuan pertahanan ekonomi nasional menjalankan peran dan fungsinya yang teramanatkan dalam nilai-nilai Pancasila serta cita-cita Negara Indonesia merdeka yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Menjadi jelas dan tegas bahwa Indonesia berada dalam pusaran Perang Strategy antara Blok RRC vs Blok AS sehinnga Indonesia berada dalam cengkraman Perang Modern.
4. Alam demokrasi reformasi tidak mampu membendung seluruh gerak operasi intelejen asing yang telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai Negara yang penuh konflik, gerakan separatis dan tergedy-tragedy kemanusian yang berbau sara. Sehingga situsi ini membuat peran Keamanan dan Pertahanan yang di emban oleh TNI/POLRI tidak mampu berkutik menghadapi ini karena tidak memiliki kekuatan hukum yang jelas.
5. Total Jendral alam demokrasi reformasi telah memporak porandakan empat pilar eksistensi Negara Indonesia sebagai Negara merdeka yaitu hancurnya nilai-nilai Pancasila, Pembukaan UUD 1945 serta batang tubuhnya UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan eksistensi kesatuan Negara kita dalam bingkai NKRI.
Maka kembali Gerakan Kita menegaskan
Kesadaran Mahasiswa dan Pemuda sudah pada puncaknya serta Kesabaran Mahasiswa dan Pemuda sudah pada batas akhirnya untuk mengembalikan Indonesia kepada relnya yaitu :
1. Menjunjung tinggi eksistensi Kemerdekaan Indonesia yang telah di Proklamirkan Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Menegakkan Jiwa Pembukaan UUD 1945 sebagai filosofi dasar Negara-Bangsa yang berkedaulatan rakyat dalam bingkai NKRI.
3. Menjalankan sepenuhnya nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebatas idiologi Negara tetapi juga sebagai falsafah bangsa
4. Atas Kemerdekaannya Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.
Empat pilar inilah yang akan membawa Negara Indonesia sebagai Negara yang besar, aman dan makmur.
Oleh karena itu, kehendak KESEJARAHANLAH maka :
Jaringan Garda Teritorial Republik Indonesia (JAGAT RI) menyatakan
* TURUNKAN SBY-BUDIONO ADILI SEADIL-ADILNYA serta CABUT MANDAT DPR/MPR. (Maklumat Mahasiswa Bersatu untuk Rakyat –KONAMI- )
* MENYERAHKAN MANDAT PENDERITAAN RAKYAT KEPADA MAHASISWA PEMUDA SELAKU PEMIMPIN STRATEGIS BANGSA
“SIKAP” TNI yang positif mutlak diperlukan dalam hal ini sebagai wujud panggilan sejarah selaku TNI-Tentara rakyat
KARENA GERAKAN INI DILAKUKAN SEPENUHNYA ATAS DASAR MEMBAWA KEMBALI INDONESIA DI DALAM RELNYA DENGAN KESEDARAN PENUH AKAN HAK DAN KONSTITUSI INDONESIA DENGAN BERPIJAKKAN
Menjunjung tinggi eksistensi Kemerdekaan Indonesia yang telah di Proklamirkan Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Menegakkan Jiwa Pembukaan UUD 1945 sebagai filosofi dasar Negara-Bangsa yang berkedaulatan rakyat dalam bingkai NKRI.
Menjalankan sepenuhnya nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebatas idiologi Negara tetapi juga sebagai falsafah bangsa
Atas Kemerdekaannya Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.
01 Maret 2012